Terkenal Sedikit, Nyapres !!!

Menjadi Presiden adalah impian semua orang. Tidak terkecuali. Siapa yang tidak mau menjadi orang nomor satu di sebuah negara ? Untuk menjadi seorang Presiden harus dibutuhkan suara rakyat yang cukup banyak. Tidak perlu berpendidikan tinggi, yang penting suara untuknya banyak. Itulah peraturan yang terjadi di Negeri kita Indonesia. Iseng-iseng buka TV dan nonton berita, eh yang ada malah Eyang Subur ingin nyapres (mencalonkan diri sebagai presiden). Mau jadi apa negara ini jika pemimpinnya asal-asalan. Sebelum Eyang Subur, ada nama pedangdut Rhoma Irama yang kabarnya ingin nyapres juga. Kalo ane bilangnya sih, TERLALU !!! Tahu apa seorang pendangdut untuk mengatur sebuah negara dengan jumlah rakyat 250 juta. Pantas saja korupsi masih merajarela di Negeri kita. Toh, atas-atasannya saja tidak becus.

Bukan hanya menjadi Presiden. Bangku DPR pun di incar oleh sejumlah artis yang dulunya ternama. Sebut saja Eko Patrio. Pelawak yang satu ini dulunya sangat aktif di dunia layar kaca, namun sekarang tidak ada kabarnya. Malah, ane sempat menduga kalo dia sudah koid. Eh ternyata duduk di bangku DPR. Pantas aja diam-diam, toh sudah enak sekarang hidupnya. Sekarang, yang memilih presiden dan anggota-anggota majelisnya adalah rakyat. Rakyat harus jeli melihat calon-calon kandidatnya. Jangan pulak yang hobinya berpoligami sperti Eyang Subur dan Rhoma Irama di angkat jadi Presiden. TERLALU !!!

By SP Sinurat Dikirimkan di Tidak Dikategorikan

Tak Kuliah Pun Tak Masalah, Bro !!

Horree… !!! Aku lulus di PTN ternama. Itulah teriakan seseorang jika ia lulus di sebuah PTN yang misalnya bernama A. Sedangkan seseorang yang lulus di PTN kecil seperti misalnya PTN B pasti akan berkecil hati. Nah, bagaimana dengan yang tidak kuliah ? Apakah dampak kuliah bagi kehidupan kedepannya ? Tidak kuliah, apakah menjadi masalah ? Disini, saya akan menuliskan pendapat saya tentang masalah atau tidaknya perkuliahan bagi seseorang.

Perkuliahan adalah tingkat pendidikan tertinggi. Orang yang sedang kuliah dinamakan Mahasiswa/i. Sedangkan tempat kuliahnya sering disebut dengan sebutan Kampus atau Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi di Indonesia memiliki peringkat-peringkat. Semakin tinggi atau berakreditasinya sebuah kampus, akan semakin sulit untuk siswa belajar menuntut ilmu disana. Jika ada yang mengatakan tidak kuliah maka tidak ada masa depan? Itu sangat salah. Masa depan bukan di tentukan oleh selembar kertas ijazah. Masa depan itu di taruhkan pada niat dan kemampuan yang tinggi untuk meraihnya. Jika ada kemauan pasti ada jalan. Dan jika ada yang mengatakan yang tidak kuliah itu tidak bermoral, bagaimana dengan mahasiswa yang kuliah? Apakah mereka bermoral? Sex bebas, cabut, miras, dan demo semuanya adalah kerjaan mahasiswa. Mahasiswa bisa menangkisnya dengan mengatakan tidak semuanya mahasiswa itu tidak bermoral. Nah, jika mahasiswa bisa menangkis, kenapa mereka yang tidak kuliah tidak bisa menangkis?

Masa depan yang cerah itu hanya milik orang yang mau dan ingin sukses. Bukan bagi orang yang mengecap pendidikan. Oleh karena itu, jangan memandang rendah jika melihat seseorang yang tidak mengecap pendidikan seperti anda.

By SP Sinurat Dikirimkan di Tidak Dikategorikan

Materialistik Merusak Moral Wanita

Matre. Sebutan itu cukup pantas di layangkan kepada 45 wanita yang namanya terseret di kasus pencucian uang daging oleh petinggi PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Uang bisa membeli segalanya. Namun, uang tidak bisa membeli harga diri dari pihak yang bermoral. Dari ke 45 wanita tersebut, salah satu wanita simpanan Ahmad Fathanah yang bernama Maharani mengaku menerima uang sebesar sepuluh juta rupiah untuk menemani sang lelaki hidung belang tersebut tidur (bercinta). Dari sisi tersebut, setidaknya Maharani tidak ada bedanya dengan pelacur. Kenapa saya mengatakan demikian ? Pelacur itu adalah sosok wanita yang di pakai hanya untuk memuaskan nafsu birahi sang lelaki hidung belang. Setelah melampiaskan nafsu birahinya, lelaki tersebut lantas meninggalkan sejumlah uang kepada wanita yang di tidurinya. Hal itu jugalah yang terjadi pada mahasiswi cantik yang berkuliah di sebuah Universitas Swasta di Jakarta, Maharani.

Maharani juga mengeluarkan sebuah stateman yang cukup menggemparkan dan memanaskan telinga para wanita lain. Statemannya adalah “Siapa sih yang ga mau di kasih duit?”. Dengan sadar atau tidak, Maharani secara tidak langsung menyatakan kalo apapun bisa di beli oleh uang, termasuk harga diri. Wanita itu adalah sosok yang mulia, sosok yang lembut dan sosok yang melambangkan kebersihan. Namun, kenapa demi uang mereka rela mengorbankan harga diri mereka sehingga dikatakan sebagai wanita yang tak bermoral ?

Dari ke 45 wanita tersebut, cuman beberapa nama yang paling mencuat di lintas berita. Jika dibahas secara logika, tidak mungkin seorang koruptor mau menyebarluaskan uang-uang hasil korupsinya. Namun, kenapa Ahmad Fathanah mau menyebarkan uang yang tidak sedikit ? Jika 45 wanita berhasil di dekatinya, berapa banyak jumlah uang yang di keluarkan dan berapa lama kejadian bejat ini berlangsung ? Kenapa Negara kita tidak pernah lepas dari korupsi ? Hanya kita yang bisa menjawabnya dengan cara mengubah pribadi masing-masing menjadi manusia yang lebih bermoral dan berpendidikan.

By SP Sinurat Dikirimkan di Tidak Dikategorikan